JATEKK Jurnal Abdimas Teknik Kimia

PENGOLAHAN BUAH KELAPA MENJADI MINYAK KELAPA MURNI DAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) SERTA PEMASARAN PRODUK PADA KELOMPOK DASA WISMA MELATI SURABAYA

Ni Ketut Sari, Dira Ernawati, Komang Nickita Sari — Mon, 30 Dec 2024 00:00:00 +0000

Pengolahan buah kelapa menjadi minyak kelapa murni dan VCO menggunakan proses fermentasi dan tekanan vacuum pada pengemasan produk, minyak kelapa murni kemudian diolah menjadi VCO pada kelompok Dasa Wisma Melati. Tujuan dan manfaat dari pengabdian masyarakat adalah sosialisasi manfaat minyak kelapa murni dan VCO serta pemasaran produk secara online dengan metode ceramah dan praktik. Buah kelapa diparut di-press dan disaring menjadi santan kental dan ampas kelapa, diaduk kurang lebih 2-4 jam, setelah teraduk sempurna dimasukkan ke dalam kulkas, pada suhu 0⁰C selama 1 minggu, kemudian timbul 2 lapisan yaitu minyak kelapa dan blondo. Minyak kelapa yang berada paling atas diambil menggunakan pipet, kemudian disaring menggunakan kertas saring untuk memisahkan minyak kelapa dengan protein (blondo). Rendemen minyak kelapa mengandung 26,9% dan kadar asam laurat 51,1%. Metode pengemasan produk cair dikemas dengan plastik dan botol kaca. Potensi yang sedemikian besar, baik dari sisi produk minyak kelapa murni dan VCO serta akses terhadap internet, telah banyak pelaku usaha baik perusahaan atau perseorangan yang memanfaatkan internet untuk menjalankan usahanya dalam bentuk penyebarluasan informasi penjualan atau kebutuhan barang/jasa secara berantai melalui aplikasi sosial media. Masyarakat memperoleh pengetahuan tentang pemasaran tepat untuk mempromosikan minyak kelapa murni dan VCO yang berbasis buah kelapa.

PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN KUALITAS PRODUK BAWANG MERAH GORENG MELALUI TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGIRIS BAWANG MERAH DAN PENIRIS MINYAK (SPINNER) MASYARAKAT TANI DI DESA KALIREJO – PROBOLINGGO

Mutasim Billah, Wiliandi Saputro, Radissa Dzaky Issafira, Nailul Hasan — Mon, 30 Dec 2024 00:00:00 +0000

Bawang merah merupakan salah satu dari produk pertanian yang menjadi andalan sebagian besar masyarakat Indonesia dan salah satu kawasan yang banyak ditanami bawang merah adalah Desa Kalirejo, Kabupaten Pobolinggo, Jawa Timur. Produk bawang merah nya memiliki kualitas yang baik, selain dijual berupa Bawang Merah juga di olah menjadi produk Bawang Merah Goreng. Pengirisan bawang merah masih dilakukan secara manual dan penirisan minyak hasil penggorengan bawang merah juga masih dikerjakan secara tradisional dengan kadar minyak yang masih relatif tinggi. Oleh karena itu, diperlukan solusi dengan pengerjaan secara otomatis menggunakan mesin pemotong bawang merah yang dapat diatur ketebalannya dengan motor listrik yang hemat energi dan waktu proses yang relatif singkat dapat meningkatkan produktivitas. Mesin peniris minyak (spinner) dapat meningkatkan kualitas bawang merah goreng dengan kadar minyak yang relatif kecil sehingga umur simpan bawang merah relatif lebih lama dan terjaga kualitas rasa bawang merah. Hasil pem- berdayaan masyarakat yang telah dilaksanakan dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas produk Bawang Merah Goreng dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani di Desa Kalirejo.

POTENSI UBI JALAR KUNING DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN MINUMAN KEKINIAN BOBA

Mon, 30 Dec 2024 00:00:00 +0000

Indonesia memiliki hasil bumi yang banyak, salah satunya ubi jalar. Ragam jenis yang popular di kalangan masyarakat seperti ubi jalar putih, ubi jalar ungu, ubi jalar merah, dan ubi jalar kuning. Ubi jalar kuning memiliki ciri khas yaitu umbi bagian dalamnya berwarna kuning. Ubi jalar kuning kurang popular pada kalangan anak muda. Hal ini menimbulkan keresahan tentang betapa pentingnya melakukan inovasi agar ubi jalar kuning disukai oleh semua kalangan usia. Ada kemungkinan ubi jalar kuning dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat minuman boba kekinian. Boba, juga dikenal sebagai Zenzhu Naicha, adalah bola jelly yang biasanya terbuat dari tepung tapioka. Tujuan dari program ini adalah untuk memberi tau tentang potensi ubi jalar kuning sebagai bahan dasar pembuatan minuman kekinian boba. Program pengabdian ini membuat para partisipan mengetahui potensi-potensi ubi jalar kuning khususnya menjadi produk boba serta mengetahui tahap pembuatannya.

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PETERNAK GALENGDOWO DALAM PENINGKATAN NILAI EKONOMI SUSU MENJADI PRODUK SUSU PASTEURISASI

Mon, 30 Dec 2024 00:00:00 +0000

Desa Galengdowo di di Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, terkenal dengan peternakan sapinya yang mencapai sekitar 1943 ekor. Meskipun produksi susu di desa ini sangat tinggi, susu yang dihasilkan hanya dijual dalam bentuk susu mentah ke pabrik, sehingga nilai ekonominya rendah bagi peternak. Melalui pemberdayaan kelompok peternak di desa galengdowo yang dilakukan oleh Tim dosen Teknik kimia Bersama mahasiswa ini bertujuan untuk meningkatkan nilai ekonomi susu melalui pengolahan menjadi susu pasteurisasi. Melalui program pelatihan teknis, manajemen produksi, dan strategi pemasaran, para peternak dilatih untuk memproses susu mentah menjadi produk susu pasteurisasi yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Hasil program menunjukkan peningkatan kualitas dan harga jual susu.

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA TUTUR MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI (CASCARA) MENJADI SIRUP CASCARA

Mon, 30 Dec 2024 00:00:00 +0000

Desa Tutur merupakan salah satu pusat produksi kopi di wilayah Pasuruan. Berdasarkan proses pengolahan biji kopi di Desa Tutur, maka pengolahan biji kopi akan menghasilkan limbah berupa daging buah, kulit buah, dan kulit biji kopi (Cascara). Cascara mengandung lemak 1,97 %, Ca 0,68 %, P 0,20 %, tannin 1,8-8,56%, pektin 6,5%, kafein 1,3%, asam klorogenat 2,6%, asam kafeat 1,6%, antosianin total 43% (sianidin, delpinidin, sianidin 3-glikosida, delpinidin 3-glikosida, dan pelargonidin 3-glikosida). Pengolahan limbah kulit kopi (cascara) di Desa Tutur hanya diolah menjadi produk minuman teh. Pemanfaatan limbah kulit kopi diperlukan sebuah inovasi agar dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Salah satu solusinya adalah dengan mengolah menjadi sirup cascara tanpa pemanis dan pengawet buatan yang dapat dijadikan alternatif minuman untuk dikonsumsi sehari-hari. Berdasarkan upaya untuk mengatasi limbah kulit kopi diatas, maka diperlukan pemberdayaan masyarakat untuk pengembangan produksi olahan kulit kopi (cascara) menjadi menjadi sirup cascara sebagai upaya menjadikan salah satu produk unggulan Desa Tutur yang memiliki nilai ekonomi.

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PETERNAK GALENGDOWO DALAM PENINGKATAN NILAI EKONOMI SUSU MENJADI PRODUK YOGHURT

Mon, 30 Dec 2024 00:00:00 +0000

Desa Galengdowo dikenal dengan potensi besar dalam peternakan sapi perah, yang menjadi sumber utama penghidupan bagi masyarakat setempat. Perekonomian di wilayah ini sebagian besar berputar pada produksi susu sapi. Untuk meningkatkan nilai komoditas di Desa Galengdowo, Tim Dosen Teknik Kimia UPN Veteran Jawa Timur berinovasi dalam mengolah susu sapi menjadi yoghurt, sebuah upaya peningkatan nilai ekonomi melalui program Pengabdian Masyarakat. Proses pembuatan yoghurt dari susu sapi ini melibatkan metode pasteurisasi dan fermentasi. Inovasi pembuatan yoghurt ini bertujuan untuk meningkatkan nilai guna serta nilai ekonomi dari susu sapi. Yoghurt merupakan produk olahan susu yang dibuat melalui proses fermentasi, yang dalam hal ini menggunakan 10 liter susu sebagai bahan baku dan membutuhkan waktu fermentasi sekitar 12 - 24 jam. Hasil fermentasi ini dapat menghasilkan 50 botol yoghurt berukuran 100 ml, 4 botol ukuran 300 ml, dan 5 botol ukuran 1000 ml.

PROSES PENGEMASAN BAWANG GORENG: INOVASI DAN DAMPAKNYA TERHADAP KUALITAS DAN DAYA TAHAN PRODUK

Luluk Edahwati, Musyaroh, Rizqa Ruviana — Mon, 30 Dec 2024 00:00:00 +0000

Pengemasan merupakan elemen kunci dalam menjaga kualitas, keamanan, dan umur simpan produk makanan, termasuk bawang goreng. Pengemasan yang tepat tidak hanya melindungi produk dari faktor eksternal seperti udara, kelembapan, dan kontaminasi, tetapi juga mempertahankan kerenyahan, aroma, serta rasa yang khas dari bawang goreng. Fungsi lain dari kemasan adalah sebagai sarana pemasaran yang efektif, membantu membedakan produk di pasar dan menarik perhatian konsumen melalui desain dan tampilan visual yang menarik. Inovasi dalam pengemasan semakin penting di tengah persaingan pasar yang ketat, di mana kualitas produk dan kemudahan penggunaan menjadi faktor penentu dalam keputusan pembelian konsumen. Metode yang digunakan dalam program abdimas ini adalah analisis literatur yang membahas berbagai bahan dan teknik pengemasan yang diterapkan di industri makanan ringan. Beberapa inovasi kemasan yang dibahas menunjukkan sekitar 80% menyukai penggunaan kemasan vakum, yang efektif dalam mencegah oksidasi dan mempertahankan kerenyahan; 90% menyukai kemasan dengan pengisian nitrogen, yang menggantikan udara di dalam kemasan untuk menghambat proses pembusukan dan oksidasi; serta 75% menyukai kemasan fleksibel, yang lebih praktis bagi konsumen dan efisien dalam distribusi. Dari hasil kajian menunjukkan bahwa inovasi-inovasi tersebut secara signifikan dapat memperpanjang umur simpan bawang goreng hingga beberapa bulan lebih lama dibandingkan kemasan konvensional. Kemasan inovatif ini juga membantu mempertahankan tekstur renyah dan aroma yang menjadi ciri khas bawang goreng, sehingga meningkatkan kepuasan konsumen.

STRATEGI PEMASARAN BAWANG GORENG LOKAL UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING UMKM SIDOARJO

Sutiyono, Munawar Ali, Fatkhurrohman, Anisah Nurul Izzah — Mon, 30 Dec 2024 00:00:00 +0000

Program ini bertujuan untuk mengkaji dan mengeksplorasi strategi pemasaran bawang goreng yang dapat diterapkan secara optimal guna menghadapi persaingan pasar yang ketat. Metode yang digunakan dalam program ini adalah kajian literatur dengan fokus pada lima elemen utama: segmentasi pasar, penentuan harga yang kompetitif, inovasi produk, promosi digital, dan kemitraan bisnis. 30% dari segmentasi pasar dilakukan untuk mengidentifikasi target konsumen yang lebih spesifik, sedangkan 25% penentuan harga bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara biaya produksi dan daya beli konsumen. Inovasi produk sebesar 20% difokuskan pada varian rasa dan kemasan yang menarik. Sedangkan sisanya sebesar 25% melakukan promosi secara digital sebagai salah satu pendekatan yang efektif untuk memperluas jangkauan pasar. Kemitraan bisnis dengan pelaku industri makanan lainnya juga terbukti dapat meningkatkan distribusi produk. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa kombinasi antara inovasi produk, penetapan harga yang kompetitif, dan pemanfaatan platform digital dapat meningkatkan penetrasi pasar dan loyalitas konsumen bawang goreng secara signifikan.

KERIPIK BAYAM SEBAGAI USAHA PELUANG BARU DI DESA PILANG, KECAMATAN WONOAYU, KABUPATEN SIDOARJO

Suprihatin, Atika Nandini — Mon, 30 Dec 2024 00:00:00 +0000

Desa Pilang, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, memiliki potensi alam yang melimpah, terutama dalam bidang pertanian dengan fokus pada tanaman bayam. Meskipun bayam kaya akan nutrisi dan manfaat bagi kesehatan, banyak anak-anak yang kurang menyukainya ketika diolah sebagai sayur. Untuk mengatasi masalah ini, kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada ibu-ibu di Desa Pilang mengenai cara mengolah bayam menjadi keripik. Melalui pelatihan ini, diharapkan ibu-ibu dapat menciptakan produk keripik bayam yang menarik dan lezat, sehingga dapat meningkatkan minat konsumsi anak-anak serta membuka peluang usaha baru. Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan alternatif pendapatan bagi keluarga, sekaligus memanfaatkan potensi lokal secara optimal. Hasil dari pelatihan ini diharapkan dapat memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi di Desa Pilang.

PENYULUHAN PEMBUATAN ES KRIM SAWI DI DESA PILANG KELURAHAN PILANG KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO

Nana Dyah Siswati, Eny Dyah Yuniwati — Mon, 30 Dec 2024 00:00:00 +0000

Desa Pilang Kabupaten Sidoarjo memiliki potensi besar dalam sektor pertanian dan perikanan. Beberapa komoditas utama yang dihasilkan antara lain padi, sayuran dan buah-buahan. Sawi adalah salah satu komoditas sayuran yang banyak dihasilkan. Hasil panen sawi cukup banyak yang tidak terserap pasar dan tidak laku, sedangkan karakteristik sawi tidak bisa bertahan lama dan mudah rusak. Untuk mengatasi hal ini, ada alternatif membuat produk olahan sawi. Es krim merupakan makanan yang sangat disukai banyak orang, baik orang tua, remaja maupun anak-anak, sehingga es krim dipilih sebagai makanan yang akan dibuat dengan bahan tambahan sawi. Es krim juga mengandung zat gizi, beberapa jenis vitamin, seperti vitamin A, B1, B2, B12, dan niasin. Dengan tambahan sayuran sawi menjadikan es krim semakin lengkap kandungan gizinya serta diharapkan dapat mengatasi masalah pada anak – anak yang tidak suka sayur. Pengabdian pada masyarakat ini dilakukan dengan metode penyuluhan tentang pembuatan es krim dari sawi, yang diadakan di Balai Desa Pilang. Adanya penyuluhan ini membuat warga di Desa Pilang bisa mengembangkan produk olahan sawi.